SIFAT-SIFAT ORANG MUNAFIK
DALAM AL QUR’AN
Munafik menurut istilah adalah menampakkan keislaman dan kebaikan, tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan.
Hendaklah
kita waspada dari sifat-sifat munafik, jangan sampai sifat-sifat ini
menghinggapi diri kita dan hendaklah kita selalu waspada dari tipu daya
orang-orang munafik karena mereka hidup bersama kaum muslimin akan
tetapi mereka membenci bahkan memusuhi Islam dan umat Islam.
Walau mereka menyembunyikan karakter mereka namun al-Qur’an telah menginformasikan kepada kita mengenai sifat-sifat mereka
sehingga kita akan dapat mengetahuinya, karena semua tanda dan sifat
munafik itu tidak akan berubah dan sama setiap zaman dan tempat.
Berikut adalah sifat-sifat yang melekat pada orang-orang munafik dimanapun yang di sebutkan dalam al-Qur’an, yaitu:
1. Munafik Itu Penyakit Hati
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
“Dalam
hati mereka ada penyakit , lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi
mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”. (Al Baqarah 10).
Munafik
adalah merupakan salah satu penyakit yang merusak hati ummat manusia.
Ia dapat mengurangi kecerdasan manusia sehingga terhalang dari
kebenaran, bahkan melihat kebenaran itu sebagai kesalahan, sehingga
timbullah rasa bencinya terhadap kebenaran yang pastinya bermanfaat. Dan
malah menyenangi kebatilan yang merusak. Penyakit hati yang seperti ini selalu mengganggu manusia dan sekurang-kurangnya mempengaruhi nafsu syahwatnya.
2. Berbuat Kerusakan Di Muka Bumi
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ قَالُواْ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
“Dan
bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi ". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan
perbaikan." (QS. Al Baqarah 11)
أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَـكِن لاَّ يَشْعُرُونَ
“Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar”. (QS. Al Baqarah 12)
Mereka sebenarnya berbuat kerusakan, namun tidak menyadarinya, bahkan mereka menyangka mereka telah berbuat kebaikan.
3. Menuduh Bodoh Orang Beriman
وَإِذَا
قِيلَ لَهُمْ آمِنُواْ كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُواْ أَنُؤْمِنُ كَمَا
آمَنَ السُّفَهَاء أَلا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاء وَلَـكِن لاَّ
يَعْلَمُونَ
“Apabila
dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain
telah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya
merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu”. (QS. Al Baqarah 13)
Mereka
memang bodoh, karena hanya bersandar kepada ilmu pengetahuan yang picik
dan ngotot atas pendirian yang lemah. Namun mereka tidak menyadari
kalau diri mereka dalam kesesatan dan kebodohan.
4. Keras Kepala Dan Merasa Mulia Berbuat Dosa
وَمِنَ
النَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ
اللّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ
وَإِذَا َوَلَّى سَعَى فِي الأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيِهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الفَسَادَ
وَإِذَا َوَلَّى سَعَى فِي الأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيِهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الفَسَادَ
وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Dan
di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia
menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi
hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan
apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan
kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan
Allah tidak menyukai kebinasaan . Dan
apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah
kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah
(balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat
tinggal yang seburuk-buruknya”. (QS. Al Baqarah 204 – 206)
Hal
seperti ini di zaman sekarang begitu mudah kita saksikan dengan kasat
mata. Betapa orang begitu mudah menghujat syariat, melecehkan agama
dengan mengatasnamakan pengetahuan dan mereka begitu percaya diri dan bangga di atas kebatilannya, yang di sangka sebagai kecerdasan.
5. Membantu Orang Kafir Dan Memata-matai Orang Beriman
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً
الَّذِينَ
يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ العِزَّةَ لِلّهِ جَمِيعاً
الَّذِينَ
يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِن كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِّنَ اللّهِ قَالُواْ
أَلَمْ نَكُن مَّعَكُمْ وَإِن كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ قَالُواْ
أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُم مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ
فَاللّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَن يَجْعَلَ اللّهُ
لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلاً
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih (yaitu)
orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman
penolong dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Apakah mereka mencari
kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan
kepunyaan Allah., (yaitu)
orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada
dirimu (hai orang-orang mu'min). Maka jika terjadi bagimu kemenangan
dari Allah mereka berkata : "Bukankah kami (turut berperang) beserta
kamu ?" Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan)
mereka berkata : "Bukankah kami turut memenangkanmu , dan membela kamu
dari orang-orang mu'min ?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara
kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan
kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman”. (QS. An Nisaa’ 138 – 139 – 141)
Saat
ini kaum muslimin di seluruh dunia sedang menghadapi suatu serangan
hebat dari musuhnya yang di komandani oleh Amerika Serikat, yaitu sebuah
perang opini dan perang nyata di lapangan pertempuran di beberapa
tempat. Isu terorisme dijadikan suatu pembenaran untuk melakukan apasaja
yang dapat menghancurkan dan memusnahkan umat Islam dan segala
ajarannya. Dan faktanya orang-orang kafir ini sangat di bantu oleh
orang-orang munafik, mereka mensuplai informasi dan data, membantu
penyebaran propaganda dan lain-lainnya. Mereka mengambil keuntungan
tersendiri dari keadaan umat yang tidak menguntungkan saat ini. Dan
bahkan mereka mulai memperlihatkan taringnya ketika umat Islam terpojok.
6. Menipu, Riya Dan Malas Dalan Melaksanakan Ajaran Agama
إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ
إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ
يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً
مُّذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لاَ إِلَى هَـؤُلاء وَلاَ إِلَى هَـؤُلاء وَمَن يُضْلِلِ اللّهُ فَلَن
مُّذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذَلِكَ لاَ إِلَى هَـؤُلاء وَلاَ إِلَى هَـؤُلاء وَمَن يُضْلِلِ اللّهُ فَلَن
تَجِدَ لَهُ سَبِيلاً
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan
tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali .
Mereka
dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak
masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada
golongan itu (orang-orang kafir) , maka kamu sekali-kali tidak akan
mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya”. (QS. An Nisaa’ 142 – 143)
Inilah
karakter asli mereka, menipu Allah dan orang-orang yang beriman.
Rusaknya itikad dan keyakinan membuat mereka begitu berat dan malas
untuk melaksanakan ibadah. Kalaupun mengerjakan terkandung di dalam
hatinya tidak menyenanginya, hanya karena riya atau mengelabui orang
lain.
7. Berhukum Kepada Setan
أَلَمْ
تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُواْ بِمَا أُنزِلَ
إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُواْ إِلَى
الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُواْ أَن يَكْفُرُواْ بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ
أَن يُضِلَّهُمْ ضَلاَلاً بَعِيداً
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ الْمُنَافِقِينَ
يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُوداً
فَكَيْفَ
إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ
جَآؤُوكَ يَحْلِفُونَ بِاللّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلاَّ إِحْسَاناً
وَتَوْفِيقاً
أُولَـئِكَ
الَّذِينَ يَعْلَمُ اللّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ
وَعِظْهُمْ وَقُل لَّهُمْ فِي أَنفُسِهِمْ قَوْلاً بَلِيغاً
“Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman
kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan
sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut , padahal mereka
telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud
menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila
dikatakan kepada mereka : "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang
Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat
orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari
(mendekati) kamu. Maka
bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa
sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian
mereka datang kepadamu sambil bersumpah : "Demi Allah, kami sekali-kali
tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang
sempurna". Mereka
itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati
mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada
jiwa mereka”. (QS. An Nisaa’ 60 – 63)
8. Membikin Kekacauan Dibarisan Kaum Muslimin
لَوْ
خَرَجُواْ فِيكُم مَّا زَادُوكُمْ إِلاَّ خَبَالاً ولأَوْضَعُواْ
خِلاَلَكُمْ يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ وَفِيكُمْ سَمَّاعُونَ لَهُمْ
وَاللّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ
“Jika
mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu
selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke
muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara
kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan
perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim”. (QS. At Taubah 47)
Sejarah telah mencatat tindakan mereka untuk menggembosi pasukan kaum muslimin sewaktu perang
Uhud dengan melakukan desersi di tengah perjalanan, agar terjadi
kekacauan yang akan melemahkan mental juang kaum muslimin dan benarlah
tindakan mereka hampir menciptakan konflik internal.
9. Mendustakan, Menakut-nakuti Dan Membenci Kaum Muslimin
وَيَحْلِفُونَ بِاللّهِ إِنَّهُمْ لَمِنكُمْ وَمَا هُم مِّنكُمْ وَلَـكِنَّهُمْ قَوْمٌ يَفْرَقُونَ
لَوْ يَجِدُونَ مَلْجَأً أَوْ مَغَارَاتٍ أَوْ مُدَّخَلاً لَّوَلَّوْاْ إِلَيْهِ وَهُمْ يَجْمَحُونَ
“Dan
mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa
sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari
golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut
(kepadamu). Jikalau
mereka memperoleh tempat perlindunganmu atau gua-gua atau lobang-lobang
(dalam tanah) niscaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya”. (QS. At Taubah 56 – 57)
Diantara sifat-sifat orang munafik adalah berdusta dan bersumpah palsu, seperti sabda Rosul, “Tanda
orang munafik ada tiga perkara; apabila berbicara berdusta, apabila
berjanji menyalahi, apabila diberi amanat berkhianat”. (A Hadits).
Mereka
adalah suatu golongan yang suka menaku-nakuti dan memusuhi kaum
muslimin. Dan yang mendorong berdusta karena mereka takut tersingkap
kekafiran yang terpendam di dalam hati mereka, sehingga mendapat balasan yang setimpal dari kaum muslimin.
10. Mencela Orang Yang Berlaku Benar Dan Marah Bila Tak tercapai Keinginannya
وَمِنْهُم مَّن يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُواْ مِنْهَا رَضُواْ وَإِن لَّمْ يُعْطَوْاْ
مِنهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ
‘Dan
di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat;
jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan
jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta
mereka menjadi marah”. (QS. At Taubah 58)
Sifat
ini sangat mengemuka bahkan Rosulullah saw pun dituduh dan dicaci oleh
mereka berlaku tidak adil dalam pembagian zakat. Begitulah sikap orang
munafik sepanjang masa, mereka senang apabila di berikan keinginan
mereka, dan akan marah apabila tidak diberikan apa yang mereka
kehendaki.
11. Menyuruh Yang Mungkar Dan Melarang Orang Berbuat Baik
الْمُنَافِقُونَ
وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُم مِّن بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنكَرِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُواْ اللّهَ
فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain
adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat
yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya . Mereka telah lupa
kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang
munafik itu adalah orang-orang yang fasik”. (QS. At Taubah 67)
Karena jiwa mereka dalam keadaan sakit, yang tak ingin melihat yang baik dan perbuatan baik. Mereka lebih menyenangi
yang munkar dan menyebarkan kejahatan serta kemunkaran. Mereka juga
melarang orang yang berbuat baik dengan berbagai cara dan sarana.
12. Khianat Dan Tidak Menepati Janji
وَمِنْهُم مَّنْ عَاهَدَ اللّهَ لَئِنْ آتَانَا مِن فَضْلِهِ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ الصَّالِحِينَ
فَلَمَّا آتَاهُم مِّن فَضْلِهِ بَخِلُواْ بِهِ وَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعْرِضُونَ
فَأَعْقَبَهُمْ نِفَاقاً فِي قُلُوبِهِمْ إِلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا أَخْلَفُواْ اللّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا
كَانُواْ يَكْذِبُونَ
“Dan
diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah:
"Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami,
pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang
yang saleh. Maka
setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya,
mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah
orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka
Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu
mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa
yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu
berdusta”. (QS. At Taubah 75 – 77)
13. Menghina Orang Yang Beriman
الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لاَ يَجِدُونَ
إِلاَّ جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“(Orang-orang
munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang
memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak
memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka
orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan
mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih”. (QS. At Taubah 79)
Mereka
menghina orang yang memakai hijab yang sesuai dengan syariat, mencaci
laki-laki yang berjenggot, mencela orang beriman yang bersedekah dengan
mengatakan itu perbuatan riya, dan lain-lain. Merka begitu sombong,
mengejek dan mentertawakan orang yang beriman.
14. Mengajak Meninggalkan Jihad
فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلاَفَ رَسُولِ اللّهِ وَكَرِهُواْ أَن يُجَاهِدُواْ بِأَمْو
َالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَقَالُواْ لاَ تَنفِرُواْ فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ
حَرّاً لَّوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ
“Orang-orang
yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan
tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata:
"Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini".
Katakanlah: "Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jika
mereka mengetahui”. (QS. At Taubah 81)
Dari sifat orang yang munafik mereka
tidak tahu dan tidak mengerti bahwa nereka telah keluar dari
keimanannya kepada Allah karena meninggalkan jihad. Dengan dalih karena
hari panas, mereka mengajak orang lain agar meninggalkan jihad. Realitas
kekinian banyak sekali umat Islam yang begitu apriori mendengar kata
jihad, kaum munafik telah bersekongkol dengan orang-orang kafir agar
umat Islam meninggalkan jihad.
15. Memudaratkan Orang Yang Beriman
وَالَّذِينَ اتَّخَذُواْ مَسْجِداً ضِرَاراً وَكُفْراً وَتَفْرِيقاً بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَاداً
لِّمَنْ حَارَبَ اللّهَ وَرَسُولَهُ مِن قَبْلُ وَلَيَحْلِفَنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلاَّ الْحُسْنَى وَاللّهُ
يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
لاَ تَقُمْ فِيهِ أَبَداً لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ
لاَ تَقُمْ فِيهِ أَبَداً لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ
فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
“Dan
(di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mu'min), untuk
kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mu'min serta
menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya
sejak dahulu . Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki
selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu
adalah pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah
kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh-nya
mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama
adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada
orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bersih”. (QS. At Taubah 107 – 108)
Seperti yang terjadi di zaman Rosululloh, Dimana para munafikin sengaja membangun masjid dhirar untuk
menyaingi masjid kuba. Yang tujuannya adalah untuk merusak kaum
muslimin, untuk menanamkan permusuhan kepada Allah dan Rosulnya.
Kendatipun mereka telah bersumpah namun sumpah itu sumpah palsu.
Demikianlah pemaparan Al Qur’an yang begitu jelas dan detail memberi petunjuk kepada kita untuk mengenali sekaligus mewaspadai mereka. Karena sungguh mereka banyak tersebar di berbagai sendi kehidupan kaum muslimin, disadari maupun tidak disadari. Namun
kita sebagai da’i harus mampu bersikap dengan tepat, sesuai apa yang di
contohkan oleh Rosululloh saw sebagai teladan tertinggi dalam menyikapi
orang-orang munafik ini. Karena selain mereka merupakan obyek dakwah kita, senyatanya mereka juga adalah musuh yang berbahaya sekaligus.
Akhir
kata hanya kepada Allah sajalah kita mohon kekuatan dan perlindungan
dari tipu daya dan bahaya nifak dan orang-orang munafik.
https://muslim.or.id/24989-mewaspadai-sifat-munafik-2.html